Tren Global

Jelang IPO, Valuasi SpaceX Melonjak ke US$800 Miliar

  • JAKARTA — Perusahaan teknologi antariksa milik Elon Musk, SpaceX, semakin dekat menuju penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) setelah membuka pe
Space X memecahkan rekor perusahaan untuk peluncuran dalam setahun.
Space X memecahkan rekor perusahaan untuk peluncuran dalam setahun. (SpaceX)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Perusahaan teknologi antariksa milik Elon Musk, SpaceX, membuka penjualan saham internal yang menempatkan valuasi perusahaan di kisaran US$800 miliar. Langkah ini kembali memicu perhatian pasar terhadap potensi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan tersebut.

Valuasi tersebut menempatkan SpaceX sebagai salah satu perusahaan swasta dengan nilai terbesar di dunia. Angka ini juga jauh melampaui valuasi mayoritas perusahaan pertahanan dan antariksa global yang tercatat di bursa.

Dalam surat kepada pemegang saham tertanggal 12 Desember 2025, Chief Financial Officer SpaceX, Bret Johnsen, menyampaikan bahwa perusahaan bersama investor lama dan baru akan melakukan pembelian kembali saham (secondary share sale) hingga US$2,56 miliar.

Harga saham ditetapkan sebesar US$421 per saham, lebih tinggi dibandingkan harga pada transaksi internal sebelumnya. Saham dibeli dari pemegang saham yang memenuhi kriteria, terutama karyawan dan investor tahap awal.

Skema penjualan saham internal ini umum digunakan perusahaan teknologi berskala besar untuk memberikan likuiditas kepada pemegang saham tanpa harus melantai di bursa. Dalam transaksi tersebut, minat investor institusional terhadap saham SpaceX dilaporkan tetap tinggi.

Manajemen SpaceX menyebut perusahaan tengah mempersiapkan berbagai skenario, termasuk kemungkinan IPO pada 2026. Namun, keputusan akhir masih bergantung pada kondisi pasar global, arah kebijakan suku bunga, serta sentimen investor.

Target Penghimpunan Dana dan Valuasi

Mengacu pada laporan Reuters, SpaceX disebut menargetkan penghimpunan dana lebih dari US$25 miliar apabila IPO direalisasikan. Proses pencatatan saham diperkirakan dapat dilakukan paling cepat pada pertengahan 2026, bergantung pada kesiapan perusahaan dan kondisi pasar modal.

Valuasi saat IPO diproyeksikan berpotensi melampaui US$1 triliun. Jika tercapai, SpaceX akan menjadi perusahaan antariksa pertama yang menembus valuasi tersebut.

Rencana IPO didukung oleh pertumbuhan sejumlah lini bisnis SpaceX, terutama Starlink, layanan internet berbasis satelit orbit rendah. Hingga kini, Starlink telah beroperasi di lebih dari 70 negara dan melayani jutaan pelanggan, termasuk segmen rumah tangga, korporasi, dan institusi pemerintahan.

Selain Starlink, SpaceX juga mengembangkan layanan direct-to-mobile yang memungkinkan perangkat seluler terhubung langsung ke satelit tanpa infrastruktur menara seluler. Di sektor peluncuran, roket Starship diproyeksikan menjadi bagian utama dari misi eksplorasi Bulan dan Mars, serta mendukung pengiriman kargo antariksa berbiaya lebih rendah.

Dana hasil IPO atau pendanaan tambahan disebut akan dialokasikan untuk meningkatkan frekuensi peluncuran Starship, memperluas konstelasi satelit Starlink, serta mendukung pengembangan infrastruktur antariksa jangka panjang.

Saat ini, SpaceX tercatat sebagai salah satu perusahaan rintisan swasta dengan valuasi tertinggi di dunia, didukung oleh kombinasi bisnis komersial, kontrak pemerintah Amerika Serikat, serta pengembangan teknologi antariksa.